Sabtu, 01 Oktober 2011

SEJARAH TIM AC MILAN

Kamis, 17 Maret 2011

diposkan oleh

 Awal masa terbentuk

Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari!
—Herbert Kilpin
Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale.

Masa GreNoLi

Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

Era Nereo Rocco

Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).

Scudetto kesepuluh dan Seri B

Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.

The Dream Team

Kedatangan Berlusconi

Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Era Sacchi

Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten

Era Capello

Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)

1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.

Era Ancelotti

Carlo Ancelloti

 Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.

Pasang surut 2006-2008

Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.

Pasca-Ancelotti

Era Leonardo

 Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:

Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.[9]

Era Allegri

Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), Robinho dari Manchester City , Kevin-Prince Boateng  dari Genoa,  Antonio Cassano dari Sampdoria (di pertengahan musim),Mark van Bommel dari Bayern Munich (pertengahan musim), Dídac Vilà dari Espanyol , Urby Emanuelson dari Ajax Amsterdam , dan Nicola Legrottaglie dari Juventus .

Sumber : Wikipedia

Sejarah club Barcelona

Barcelona Berdiri: 1899
Alamat: Avenida Aristides Maillol 8020 Spain
Telepon: (+34) 93 496 36 00
Faksimile: (+34) 93 496 37 67
Surat Elektronik: atenciosoci@fcbarcelona.com
Laman Resmi: http://www.fcbarcelona.com
Ketua: Sandro Rosell
Direktur: Antoni Rossich
Stadion: Camp Nou, Barcelona
Sejarah Singkat
Stadion Gimnasio Sole, 29 November 1899. Sebelas pria dari berbagai kebangsaan menghadiri sebuah pertemuan. Mereka bermaksud menjawab iklan Joan Gamper sebulan sebelumnya yang ingin mendirikan sebuah klub sepakbola di Barcelona. Pengaruh beberapa figur asal Inggris membuat klub tersebut memilih nama Foot-Ball Club Barcelona. Warna merah dan biru konon dipilih karena Gamper terinspirasi warna serupa yang digunakan klub Swiss, FC Basel. Klub itupun lantas menjelma sebagai salah satu klub terdepan di Spanyol.

Di bawah kendali Gamper sebagai presiden, Barcelona berkembang. Gelar pertama direngkuh pada 1902 di ajang Copa Macaya. Namun, setelah menjuarai Campeonato de Cataluña 1905, Barcelona kesulitan meraih gelar. Hingga 1925, Gamper menjadi presiden klub dalam lima periode berbeda. Salah satu pencapaian yang tak dilupakan selama kepemimpinan Gamper adalah kemampuan Barça memiliki stadion sendiri. Pada 1922, Barcelona menempati Las Cortes, yang berkapasitas 22 ribu penonton. Kelak, stadion tersebut berkembang lagi menjadi berkapasitas 60 ribu penonton. Stadion yang digunakan saat ini, Camp Nou, mulai digunakan pada 1957 dan merupakan yang terbesar di Eropa karena sanggup menampung 98.772 penonton.

Periode kejayaan prestasi Barça setidaknya tercatat jelas pada 1950-an dan awal 1990-an. Periode pertama mencakup rezim pemerintahan diktator Jenderal Francisco Franco yang memaksa klub mengubah nama menjadi CF Barcelona. Bersama pelatih Fernando Daucik dan Ladislao Kubala, Barcelona sukses meraih lima gelar berbeda. Sejak 1955, Barcelona memegang rekor impresif karena menjadi satu-satunya klub yang selalu tampil di kejuaraan antarklub Eropa. Pada awal 1990-an, dominasi Barça ditandai dengan era kepelatihan Johan Cruyff, eks pemain dan juga peletak dasar pengembangan bakat pemain muda klub Katalan ini. Cruyff sukses membawa Barça menjuarai gelar Liga Champions pertama pada 1992 dengan menaklukkan Sampdoria, 1-0. Berkat kemenangan itu, Barcelona menjadi salah satu tim yang pernah menjuarai tiga ajang kompetisi antarklub Eropa, setelah sebelumnya pernah menyabet Piala Winners dan Piala UEFA.

Musim 2008/09, sejarah terus tertulis ketika anak didik Cruyff, Pep Guardiola, membawa Barcelona sukses memborong tiga gelar sekaligus...
Catatan Prestasi
4 kali juara Liga Champions (1991/92, 2005/06, 2008/09, 2010/11)

4 kali juara Piala Winners (1978/79, 1981/82, 1988/89, 1996/97)

3 kali juara Piala Fairs - sebelum Piala UEFA (1955/58, 1958/60, 1965/66)

3 kali juara Piala Super Eropa (1992, 1997, 2009)

21 kali juara Primera Liga (1928/29, 1944/45, 1947/48, 1948/49, 1951/52, 1952/53, 1958/59, 1959/60, 1973/74, 1984/85, 1990/91, 1991/92, 1992/93, 1993/94, 1997/98, 1998/99, 2004/05, 2005/06, 2008/09, 2009/10, 2010/11)

25 kali juara Copa del Rey (1909/10, 1911/12, 1912/13, 1919/20, 1921/22, 1924/25, 1925/26, 1927/28, 1941/42, 1950/51, 1951/52, 1952/53, 1956/57, 1958/59, 1962/63, 1967/68, 1970/71, 1977/78, 1980/81, 1982/83, 1987/88, 1989/90, 1996/97, 1997/98, 2008/09, 2009/10)

2 kali juara Copa de la Liga (1982/83, 1985/86)

14 kali juara Piala Super Spanyol termasuk Copa Eva Duerte (1945, 1948, 1952, 1953, 1983, 1991, 1992, 1994, 1996, 2005, 2006, 2009, 2010, 2011)

2 kali juara Latin Cup (1949, 1952)

1 kali juara Interkontinental / Piala Dunia Antarklub (2009) 
 
 http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/125/barcelona/info

Sejarah Stadion Santiago Bernabeu

Ini dia gan Stadion yang akan menghelat Final Liga Champions 2010 antara
Bayern Muenchen vs Inter Milan
Di trit ini ane mau share sejarah singkat tentang Stadion ini...
Silahkan Disimak Gannnnnnn....


Spoiler for WELCOME
WELCOME TO ESTADIO SANTIAGO BERNABEU



Stadion Santiago Bernabéu terletak di bagian utara Madrid, Spanyol. Awalnya bernama Stadion Chamartín, stadion sekarang disebut Santiago Bernabéu dinamai untuk menghormati mantan presiden Real Madrid.

Stadion Bernabéu termasuk stadion terbesar dan terbaik di dunia, yang paling terkenal dan disukai oleh para pencinta sepakbola. Stadion berbintang 9 Santiago Bernabéu memiliki semua yang fasilitas terbaik sebuah stadion, dari bantal untuk tempat duduk, sampai atap semuanya lengkap.

Data:
Dibangun tahun 1947
Kapasitas: 77.300 pengunjung
Tempat duduk: 74.000
Tempat untuk VIP: 3.300
Harga tiket: 70 - 734 Euro

Sejarah stadion Santiago Bernabéu

Sejarah stadion Santiago Bernabeu memang tak bisa dipisahkan dengan perjalanan Real Madrid, klub raksasa di pentas Liga Spanyol. Santiago Bernabeu berdiri seiring pesatnya prestasi dan fanatisme publik pada El Real. Real Madrid sendiri berdiri pada 1902. Saat pertama kali eksis di pentas Liga Spanyol, Real tak memiliki stadion yang representatif. Mereka hanya memanfaatkan stadion kecil bernama Campo de O'Donnel yang hanya memiliki kapasitas 8.000 penonton. Sebelas tahun Real memanfaatkan Campo de O'Donnel. Pada 1912, mereka hijrah ke komplek stadion yang lebih luas di Estadio de Chamartin. Real resmi memakai Estadio de Chamartin sejak 17 Mei 1923 yang sekaligus menandai gelar pertama Real di pentas Liga Spanyol. Laga pembuka pemakaian Estadio de Chamartin ditandai dengan laga lawan Newcastle United yang disaksikan 22.500 suporter. Seiring perjalanan waktu, prestasi Real semakin membaik. Dukungan publik pun terus melimpah. Ini yang kemudian memunculkan gagasan pada Don Santiago Bernabeu, yang terpilih sebagai presiden Real pada 1943, untuk merenovasi Estadio de Chamartin. Bernabeu melihat, Estadio de Chamartin tak cukup untuk menampung luapan pendukung yang ingin melihat langsung penampilan tim kesayangan mereka di lapangan.

"Ini bukan ambisi pribadi saya. Tapi, ambisi klub dan pendukungnya. Real klub besar. Kami butuh stadion yang megah sebagai representasi kebesaran Real Madrid," papar Bernabeu kepada situs resmi Real.

Ucapan Bernabeu seolah titah yang tak boleh dibantah. Setelah dana terkumpul sebanyak 3 juta pesetas (sekitar USD20 Ribu atau Rp184 Juta) untuk pembangunan lapangan, serta 37 juta pesetas (USD 275 Ribu atau Rp2,5 M) untuk pembangunan fisik stadion, pada 17 Oktober 1944 peletakan batu pertama yang menandai renovasi total Estadio de Chamartin dimulai.

Sebagai desainer, pengurus Real menunjuk dua arsitek Luis Alemany Soler dan Manuel Munoz Monasterio. Setelah tiga tahun berjalan, wajah baru Estadio de Chamartin yang awalnya hanya sebuah stadion kecil dengan model bangunan yang kaku, berubah menjadi stadion yang lebih modern. Daya tampungnya juga lebih luas, yakni mencapai 73.300. Pada awal Desember 1947, stadion dinyatakan siap pakai. Untuk menunjukkan bahwa stadion sudah layak pakai, pada 14 Desember 1947, digelar laga pembukaan antara Real Madrid menjamu klub Portugal, OS Belenenses. Laga tersebut dimenangkan Real 3-1. Sabino Barinaga tercatat sebagai pencetak gol pertama di stadion baru Real. Nah, untuk menghargai ide besar Santiago Bernabeu, sejak 4 Januari 1955, stadion tak lagi memakai nama Estadio de Chamartin. Nama itu berubah menjadi Estadio Santiago Bernabeu.
Tahun 2002 Estadio Santiago Bernabéu direnovasi ulang, dengan dibangunnya PanoramaRestaurant di atas stadion. Kapasitas pengunjung kembali diperkecil menjadi 74.000 pengunjung. 3.300 tempat VIP bisa diraih dengan 8 Lift. Tahun ini juga Estadio Santiago Bernabéu diresmikan menjadi stadion terbaik di dunia dengan 9 bintang.

Sejarah Perhelatan Di Stadion Santiago Bernabeu :

* 1957: Real Madrid 2 - Fiorentina 0 (Final, Piala Eropa)
* 1964: Spanyol 2 - Uni Soviet 1 (Final, Piala Eropa)
* 1969: AC Milan 4 - Ajax 1 (Final, Piala Eropa)
* 1980: Nottingham Forest 1 - Hamburg 0 (Final, Piala Eropa)
* 1982: Italia 3 - [Jerman Barat] 1 (Final, Piala Dunia)
* 2010: Bayern Munich - Inter Milan (Final, UEFA Champions League)


Spoiler for Apakah Anda Tahu?

-Awalnya bernama Stadion Chamartin setelah stadion sebelumnya Real Madrid, Bernabeu besar dibuka pada bulan Desember 1947. Real Madrid secara resmi mengadopsi nama resmi saat ini - Stadion Santiago Bernabeu - pada Januari 1955.

-Tanah yang dibangun stadion berbiaya sekitar 20.000 US Dolar pada tahun 1944 dan total biaya konstruksi sebesar USD 275.000.

-Pekerjaan Renovasi dilakukan telah mengurangi kapasitas dari awal 120.000 ribu tempat duduk menjadi kurang lebih 80.000 tempat duduk.

-Arsitek Luis Alemany Soler dan Manuel Munoz Monasterio adalah perancang stadion, dan batu pondasi telah diletakkan pada tanggal 27 Oktober 1944

-Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Madrid dan pernah mengumpulkan lebih dari 100.000 anak-anak Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu pada tahun 1982.


Spoiler for Jorge Valdano Says:


"Setiap kali saya menginjakkan kaki di rumput Bernabeu saya merasakan kegugupan, semacam kecemasan yang terus menerus dari diri saya pada saat saya melangkah keluar ke dalam cahaya lampu sorot."


Spoiler for Foto-Foto















Spoiler for Jangan Lupaaaa....
Jangan Lupa Laga Pamungkas Liga Champions 2010 Akan Digelar Disini


[CENTER]23 Mei 2010

[/CENTER]


Sejarah Stadion Old Trafford

Manchester United adalah salah satu tim sepakbola terbaik di Dunia. Maka tak heran jika mereka mempunyai kandang yang tak kalah terbaiknya di Dunia, Old Trafford, ituah nama stadion kebanggan klub Manchester united United dan kebanggan seluruh pendukung manchester united. Di situlah para suporter menyanyikan lagu Glory glory Manchester United. Dan disitu pulalah Tim Manchester united membangun mimpinya

Stadion ini mempunyai sejarah yang sangat panjang, Stadion milik manchester united ini dibangun sekitar 32 tahun setelah klub manchester berdiri. Pada awalnya Para pemain Manchester united hanya bermain di lapangan kecil di North Road di dekat stasiun kereta api Piccadily, kemudian pindah ke lapangan Bank Street, Dan barulah setelah 32 tahun atau tepatnya setelah mendapat trophi divisi 1 pertama mereka, mereka baru memakai stadion kebanggan ini. Partai Manchester United pertama yang dilakoni di Stadion ini adalah saat melawan Liverpool 19 Februari 1910.


"The Theatre of Dreams", begitulah sir Bobby Charlton menyebut stadion ini. Stadion kebanggan milik tim sepak bola Manchester United ini memang bagaikan sebuah lapangan panggung drama yang sudah menyajikan beribu-ribu bahkan berjuta-juta aksi manchester united dalam mengarungi ketatnya dunia persepakbolaan. Sudah tak terhitung sudah berapa ratus bintang yang terlahir di Sini.

Stadion yang dinobatkan sebagai stadion klub terbesar di Inggris ini merupakan salah satu stadion sepakbola bersejarah di Dunia.Stadion yang diresmikan pada 19 Februari 1910 ini merupakan stadion yang megah dan sangat besar di masanya. Hal ini menjadikanya stadion terkemuka di Inggris sebagai stadion yang menggelar pertandingan-pertandingan penting, apalagi saat itu stadion nasional Inggris Wembley belum dibangun. Stadion ini kemudian menjadi impian setiap pemain sepakbola untuk dapat tampil di sana

Stadion ini selalu menyuguhkan drama hebat di hampir setiap pertandingan. Impian-impian sepak bola melambung dan berkecamuk di arena ini. Bagi MU, Old Trafford bagaikan taman impian. Karena itu pula, Bobby Charlton menyebutnya teater impian

Meski begitu, Old Trafford juga menjadi simbol kepedihan Manchester, juga rakyat Inggris. Pada Perang Dunia II, stadion ini termasuk menjadi sasaran bom oleh Jerman. Tepatnya 11 Maret 1941. Kontan saja, stadion itu berantakan dan tak bisa dipakai. Markas MU pun akhirnya pindah, menumpang markas Manchester City, di Maine Road. Parahnya, perang juga diikuti inflasi, hingga MU kesulitan membangun kembali stadion kebesarannya.
Butuh waktu nyaris 9 tahun untuk kembali menghidupkan kembali Old Trafford. Praktis, dalam delapan musim Liga Utama Inggris absen ddi Old Trafford. Berkat semangat keluarga Edwards (pemilik klub), stadion itu terbangun juga.
Sejak itu, renovasi terus dilakukan. Kapasitas stadion pun naik turun. Setelah kasus tragedi di Stadion Hillsborough, 1989, kapastias dikurangi menjadi 45.000, bahkan kemudian 43.000. Kapasitas tersedikit sepanjang sejarah Old Trafford.
Namun, ternyata stadion tak mampu menampung antusiasme dan animo publik Manchester, juga penonton lain. Sebab, pertandingan di Old Trafford sudah menjadi bagian dari wisata. Maka, penambahan kapasitas pun terus dilakukan.
Bahkan, MU punya rencana besar. Stadion itu akan dinaikkan kembali kapasitasnya menjadi berkapasitas 96.000. Ini jelas MU ingin mempertahankan keagungan Old Trafford dan menjaga agar stadion tersebut tetap menjadi salah satu tempat paling keramat di Inggris, pun dunia. Sebab, jika rencana itu diwujudkan, berarti kapasitasnya akan melebihi Wembley yang sudah direnovasi menjadi berkapasitas 90.000.

Sejarah Liga inggris

Mendengar nama Arsenal, Aston Villa, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Newcastle United, tentulah sudah tidak asing lagi bagi telinga orang kebanyakan, belum lagi para supporter atau maniac bola. Memang sederatan nama tadi adalah nama klub sepakbola yang popular dari daratan Inggris. Untuk menambah wawasan tentang sepakbola Inggris maka berikut ini ulasan mengenai Sejarah Liga Sepak Bola Inggris.
Pada tahun100-500 masehi beberapa komunitas orang Romawi menyebarkan permainan harpastrum ke wilayah Eropa. Hal ini ditandai dengan kejadian penting yaitu pertandingan antara tentara Inggris yang berhasil mengalahkan tentara Roma. Catatan sejarah lainnya menunjukkan bahwa tahun 1100 permainan sepak bola di daratan Inggris dilakukan dengan brutal dan tanpa aturan yang tertata sehingga pada tahun 1314 Raja Edward II melarang sepakbola dan larangan ini sampai berlanjut oleh Raja Edward III pada tahun 1369.
Pada tahun 1500 Italia menemukan calcio lalu tahun 1561 seorang bernama Richard Mulcaster mengadopsi calcio dari Florence ini dan dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Inggris. Pada tahun 1572 kembali Ratu Elizabeth I melarang sepakbola kembali, bahkan mengancam rakyatnya yang memaksa bermain dengan hukuman penjara.
Sekitar dua ratus tahun kemudian, Joseph Strutt (1700 masehi) menulis buku The Sports and Pastimes of The People England. Buku ini menjelaskan mengenai aturan sepak bola yang harus terdiri dari dua tim dengan jumlah pemain masing-masing sama. Kedua tim harus berebut bola untuk dapat memasukkannya ke gawang lawan. Seorang bernama Mulcaster mengkampanyekan permainan  sepak bola yang tidak brutal. Permainan bahkan bisa dimainkan oleh perempuan dan anak-anak karena berguna untuk menambah kekuatan dan kebugaran tubuh.
Konsep dari buku Strutt lalu dijadikan acuan dalam penyusunan peraturan sepak bola modern dan mampu mendasari lahirnya Football Association di Inggris pada tanggal 26 Oktober 1863 oleh sejumlah 11 klub sepak bola. Dari organisasi ini lahir istilah soccer, dari singkatan kata association. Charles Wreford Brown, mahasiswa Universitas Oxford, menemukan tak sengaja istilah ini ketika ditanya orang apakah ia seorang pemain rugbi (rugger), olahraga yang lebih terkenal di sana. Brown menjawab, “No, I’am soccer.”
Sedangkan istilah football pertama kali disebut dalam larangan- larangan para raja pada abad 17 dengan sebutan fute-ball, dan kemudian dipopulerkan pula oleh dramawan Inggris yang terkenal, William Shakespeare. Permainan ini kemudian menyebar ke beberapa negara jajahan Inggris dan berkembang pesat pada massa  abad modern.
Seolah tidak ada yang membantah bahwa Liga Utama Inggris merupakan salah satu kompetisi liga yang terbaik dimuka bumi untuk era sekarang. Tentu bersaing ketat dengan popularitas liga Italia, Spanyol dan jerman. Dalam Liga Inggris dihuni oleh pemain-pemain sepak bola kelas dunia dunia yang dianugrahi talenta dan popularitas, meskipun sebagian besar bukan berasal dari Inggris asli.
Liga primer sepakbola Inggris diikuti oleh sejumlah 20 klub sepak bola terkemuka di pelataran liga sepak bola Inggris. Dari catatan sejarah maka liga ini didirikan pada tahun 1992, saat itu sejumlah klub sepak bola papan atas memisahkan diri dari liga sepak bola dengan membuat kontrak yang menguntungkan dengan beberapa stasiun televisi.
Liga Primer Inggris (Premier League, nama lama F.A. Premier League) oleh khalayak umum juga disebut dengan Barclays Premiership di Britania Raya dan Barclays English Premier League secara internasional. Liga ini merupakan kompetisi antara klub sepak bola Inggris yang berada kelas utama dari sekian struktur liga sepak bola Inggris, sehingga karenanya maka menjadi kompetisi sepak bola primer di Inggris.
Dari sejumlah 20 klub peserta liga yang berkompetisi di Liga Utama Inggris maka dalam satu putaran musim kompetisi setiap klub melakukan pertandingan melawan klub lain sebanyak dua kali pertandingan. Yaitu sekali di stadion mereka (home base stadium) dan sekali lagi di tempat lawannya (away).
Dengan jumlah pertandingan sebanyak 38 maka untuk seluruh klub peserta menghasilkan jumlah total 380 pertandingan. Pada setiap akhir musim kompetisi, sejumlah tiga klub urutan terbawah akan terkena aturan degradasi, sedangkan  empat klub teratas akan masuk zona kompetisi Liga Champions untuk memperebutkan Piala Champions.
Untuk tiga klub peringkat teratas masuk langsung,  sedangkan klub urutan ke-4 dan 5 masuk melalui babak pendahuluan (play-off). Untuk klub rangking ke-5 liga utama akan langsung masuk kompetisi untuk memperebutkan Piala UEFA. Untuk klub urutan ke 18-20 akan terdegradasi ke divisi Championship dan posisinya akan digantikan oleh klub peringkat 1-2 dari Divisi Championship yang mendapatkan promosi ke liga primer Inggris.

Sejarah Liga Champion

| SELg

Liga Champions adalah kejuaraan antarklub sepak bola tahunan antara klub-klub sepak bola tersukses di Eropa, dan sering dianggap sebagai trofi tingkat klub yang paling prestisius di Eropa.

Juara bertahan Liga Champions UEFA saat ini adalah Barcelona yang berhasil mengalahkan juara bertahan Manchester United 2-0.


http://library.bola.net/p/trofi-ligachampions-150.jpg

Kejuaraan ini pertama kali dicetuskan oleh salah satu majalah olah raga Perancis. Trofi berbentuk piala yang dijuluki "The Big Ears", dan trofi pertama berbeda dengan yang sekarang diperebutkan (dibuat oleh Stadellman). Piala yang diperebutkan sekarang adalah edisi ke-6. Pada awalnya kejuaraan memperebutkan piala bernama Piala Juara Klub Eropa atau European Champion Clubs' Cup, yang biasanya disingkat menjadi Piala Eropa (European Cup, dan berbeda dari Piala Eropa seperti yang dikenal di Indonesia sekarang ini yang merujuk kepada European Championship). Kejuaraan ini dimulai pada musim 1955/56 dengan menggunakan sistem gugur dua leg, yaitu setiap tim bermain dua pertandingan, satu tandang dan satu di kandang, dan tim dengan skor rata-rata tertinggi maju ke babak berikutnya. Hanya tim-tim juara liga di masing-masing negara, ditambah dengan pemegang juara pada saat itu, yang berhak ikut ajang kompetisi ini.


Format baru
Format dan namanya kemudian diganti pada musim 1992/93. Mulai saat itu, kejuaraan mempunyai tiga babak kualifikasi, satu babak kompetisi grup (tim-tim bermain dalam bentuk "tandang-kandang" seperti kompetisi reguler), dan kemudian empat babak final dengan sistem gugur. Semua babak kualifikasi dan pertandingan dengan sistem gugur dilangsungkan dengan dua leg, kecuali pertandingan final yang merupakan pertandingan tunggal yang diselenggarakan di sebuah tempat yang telah ditentukan oleh UEFA.


Rekapitulsi Juara Terbanyak

9 - Real Madrid (Spanyol)
7 - AC Milan (Italia)
5 - Liverpool (Inggris)
4 - Ajax Amsterdam (Belanda), Bayern Muenchen (Jerman)
3 - Barcelona (Spanyol), Manchester United (Inggris)
2 - Porto, Benfica (Portugal), Inter Milan, Juventus (Italia),
Nottingham Forest (Inggris)
1 - Aston Villa (Inggris), Glasgow Celtic (Skotlandia),
Red Star Beograd(Serbia), Borussia Dortmund,
Hamburg SV (Jerman), Feyenoord, PSV Eindhoven (Belanda),
Olympique Marseille (Prancis), Steaua Bucharest (Rumania)


Serba-serbi Champions League
Musik yang mengiringi awal setiap siaran televisi kejuaraan ini digubah oleh Tony Britten, berdasarkan lagu gubahan George Frideric Handel yang berjudul Zadok the Priest, dan dibawakan oleh Chorus of the Academy of St. Martin in the Fields dan Royal Philharmonic Orchestra.

Khusus bagi tim yang pernah juara Liga Champions 4 kali, di lengan baju kiri akan terdapat logo Liga Champions dan tertulis jumlah piala yang dikoleksi. Seperi Ajax misalnya, karena telah juara sebanyak 4 kali di lengan baju kiri terdapat logo Liga Champions disertai dengan jumlah piala yang didapat.

Dalam 19 musim terakhir, hanya ada satu tim yang berhasil mempertahankan gelar juara Liga Champions (saat itu format dan namanya masih Piala Champions) selama dua musim berturut-turut, yaitu AC Milan yang kala itu masih berpredikat The Dream Team.

Pada akhir musim 2004/05 terjadi masalah. Liverpool yang juara Liga Champions pada musim itu berhak lolos langsung ke babak penyisihan musim depan, namun Liverpool di liga domestik ada di peringkat lima. Everton yang merupakan peringkat 4 mengajukan protes, sehingga Liverpool dan Everton tetap ikut Liga Champions musim depan (Everton lewat kualifikasi) dan Inggris pun punya lima tim ke Liga Champions (terbanyak dalam satu negara).


Kualifikasi
Kualifikasi untuk Liga Champions ditentukan oleh posisi tim-tim di liga domestik dan melalui sistem kuota; negara-negara yang mempunyai liga domestik yang lebih kuat diberikan lebih banyak tempat. Klub yang bermain di liga domestik yang lebih kuat juga mulai ikut pada babak yang lebih akhir. Misalnya, tiga liga terkuat, menurut peringkat UEFA, akan melihat juara dan runner-upnya langsung masuk ke babak fase grup, dan peringkat ketiga dan keempat masuk pada babak kualifikasi ketiga. Ada pengecualian pada peraturan ini; juara bertahan Liga Champions lolos secara otomatis ke babak grup tanpa tergantung posisi akhirnya di liga domestik. Dalam perputaran kompetisi liga Champion klub-klub bertarung sengit untuk menempati posisi teratas sehingga layak ikut serta kejuaraan ini.

Distribusi Juara Berdasarkan Negara
  1. Spanyol (12 gelar juara)
  2. Italia (11 gelar juara)
  3. Inggris (11 gelar juara)
  4. Jerman (6 gelar juara)
  5. Belanda (6 gelar juara)
  6. Portugal (4 gelar juara)
  7. Perancis (1 gelar juara)
  8. Rumania (1 gelar juara)
  9. Yugoslavia (1 gelar juara)
  10. Skotlandia (1 gelar juara)

Final
Final yg pernah terjadi di LC

2009/10
Internazionale - Bayern Munich
Stadion Santiago Bernabéu,
Madrid

2008/09
FC Barcelona 2 - 0 Manchester United
Stadio Olimpico,Roma


2007/08
Manchester United 1 - 1 Chelsea
- Perpanjangan waktu
- 6-5 melalui adu penalti
Stadion Luzhniki,Moskwa


2006/07
AC Milan 2 - 1 Liverpool
Stadion Olimpiade,Athena


2005/06
Barcelona 2 - 1 Arsenal
Stade de France, Saint-Denis


2004/05
Liverpool 3 - 3 AC Milan
- Perpanjangan waktu
- 3-2 melalui adu penalti
Atatürk Olimpiyat Stadyumu, İstanbul


2003/04
Porto 3 - 0 Monaco
Arena AufSchalke, Gelsenkirchen


2002/03
AC Milan 0 - 0 Juventus
- perp. waktu
- 3-2 melalui adu penalti
Old Trafford, Manchester


2001/02
Real Madrid 2 - 1 Bayer Leverkusen
Hampden Park, Glasgow


2000/01
Bayern München 1 - 1 Valencia
- Perp.waktu
- 5-4 melalui adu penalti
San Siro, Milan

1999/00
Real Madrid 3 - 0 Valencia
Stade de France, Saint-Denis


1998/99
Manchester United 2 - 1 Bayern München
Camp Nou, Barcelona

1997/98
Real Madrid 1 - 0 Juventus
Amsterdam ArenA, Amsterdam

1996/97
Borussia Dortmund 3 - 1 Juventus
Olympiastadion,Muenchen

1995/96
Juventus 1 - 1 Ajax
- perp. waktu
- 4-2 melalui adu penalti
Stadio Olimpico, Roma


1994/95
Ajax 1 - 0 AC Milan
Stadion Ernst Happel, Wina


1993/94
AC Milan 4 - 0 Barcelona
Stadion Spiros Louis, Athena


1992/93
Marseille 1 - 0 AC Milan
Olympiastadion, Muenchen


1991/92
Barcelona 1 - 0 Sampdoria
- perp.waktu
Wembley, London


1990/91
Crvena Zvezda 0 - 0 Marseille
- Perp waktu
- 5-3 melalui adu penalti
Stadio San Nicola, Bari

1989/90
AC Milan 1 - 0 Benfica
Stadion Prater, Wina

1988/89
AC Milan 4 - 0 Steaua Bucharest
Camp Nou, Barcelona

1987/88
PSV Eindhoven 0 - 0 Benfica
- Perp.Waktu
- 6-5 melalui adu penalti
Neckarstadion, Stuttgart

1986/87
Porto 2 - 1 Bayern München
Stadion Prater, Wina

1985/86
Steaua Bucharest 0 - 0 Barcelona
- Perp Waktu
- 2-0 melalui adu penalti
Sánchez Pizjuán, Sevilla


1984/85
Juventus 1 - 0 Liverpool
Stadion Heysel, Brussel
Tragedi Heysel terjadi di final ini.
Akibatnya, semua tim Inggris dilarang bermain dalam semua kejuaraan yang diselenggarakan UEFA selama lima tahun.


1983/84
Liverpool 1 - 1 Roma
- Perp.Waktu
- 4-2 melalui adu penalti
Stadio Olimpico, Roma

1982/83
Hamburg 1 - 0 Juventus
Stadion Spiros Louis, Athena

1981/82
Aston Villa 1 - 0 Bayern München
De Kuip, Rotterdam

1980/81
Liverpool 1 - 0 Real Madrid
Parc des Princes, Paris

1979/80
Nottingham Forest 1 - 0 Hamburg
Santiago Bernabéu, Madrid

1978/79
Nottingham Forest 1 - 0 Malmö
Olympiastadion, Muenchen

1977/78
Liverpool 1 - 0 Club Brugge
Wembley, London

1976/77
Liverpool 3 - 1 Borussia Mönchengladbach
Stadio Olimpico, Roma

1975/76
Bayern München 1 - 0 Saint-Etienne
Hampden Park, Glasgow

1974/75
Bayern München 2 - 0 Leeds United
Parc des Princes, Paris

1973/74
Bayern München 1 - 1 Atlético de Madrid
- perp. waktu
Stadion Heysel, Brussel
Bayern Muenchen memenangi final ulangan, 4 -
0
1972/73
Ajax 1 - 0 Juventus
Crvena Zvezda, Beograd

1971/72
Ajax 2 - 0 Inter Milan
De Kuip, Rotterdam

1970/71
Ajax 2 - 0 Panathinaikos
Wembley, London

1969/70
Feyenoord 2 - 1 Celtic
- perp. waktu
San Siro, Milan

1968/69
AC Milan 4 - 1 Ajax
Santiago Bernabéu, Madrid

1967/68
Manchester United 4 - 1 Benfica
Wembley, London

1966/67
Celtic 2 - 1 Inter Milan
Estádio Nacional, Lisboa

1965/66
Real Madrid 2 - 1 Partizan Belgrade
Stadion Heysel, Brussel

1964/65
Inter Milan 1 - 0 Benfica
San Siro, Milan

1963/64
Inter Milan 3 - 1 Real Madrid
Stadion Prater, Wina

1962/63
AC Milan 2 - 1 Benfica
Wembley, London

1961/62
Benfica 5 - 3 Real Madrid
Olympisch Stadion, Amsterdam

1960/61
Benfica 3 - 2 Barcelona
Stadion Wankdorf, Bern

1959/60
Real Madrid 7 - 3 Eintracht Frankfurt
Hampden Park, Glasgow

1958/59
Real Madrid 2 - 0 Stade de Reims
Neckarstadion, Stuttgart

1957/58
Real Madrid 3 - 2 AC Milan
- perp. waktu
Stadion Heysel,Brussel

1956/57
Real Madrid 2 - 0 Fiorentina
Santiago Bernabéu, Madrid

1955/56
Real Madrid 4 - 3 Stade de Reims
Parc des Princes, Paris

sumber:http://archive.kaskus.us/thread/3984742

Sejarah Euro Hingga Kini

Euro 1960

Juara: Uni Soviet
Runner-up: Yugoslavia
Tuan rumah: Perancis
Pencetak gol terbanyak: Francois Heutte (PErancIS), Valentin Ivanov (Uni Soviet), Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia), Drazan Jerkovic (Yugoslavia) 2 gol

PPERTAMA kalinya kejuaraan sepakbola antarnegara Eropa dilaksanakan. Saat itu, format adalah setiap tim memainkan dua leg dan babak knock out di semifinal yang berlangsung di negara penyelenggara.
Ketika itu, Euro diwarnai protes dari Federasi Sepak Bola Perancis yang menganggap penyelenggaraan pertama seharusnya berlangsung di Perancis. Akhirnya, turnamen ini akhirnya digelar di Perancis.
Di final, Uni Soviet berhasil membungkam negara tetangga mereka Yugoslavia 2-1. Mantan negara adidaya itu memenangkan pertandingan melalui babak perpanjangan waktu.

Euro 1964

Juara: Spanyol
Runner-up: Uni Soviet
Tuan rumah: Spanyol
Pencetak gol terbanyak: Francois Heutte (PErancIS), Valentin Ivanov (Uni Soviet), Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia), Drazan Jerkovic (Yugoslavia) 2 gol

NUANSA Euro kali ini berbeda dengan empat turnament sebelumnya. Masalah politik larut dalam kegiatan yang seharusnya menjunjung sportivitas. Yunani menolak bertanding melawan Albania, karena kedua tim sedang terlibat perang.
Spanyol yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil mengalahkan Uni Soviet 2-1. Sejarah itu dibukukan Tim Matador melalui pertandingan yang berlangsung di Madrid.

Euro 1968

Juara: Itali
Runner-up: Yugoslavia
Tuan rumah: Itali
Pencetak gol terbanyak: Jesus Maria Pereda (Spanyol), Ferenc Bene (Hungaria), Dezso Novak (Hungaria) 2 gol

PERUBAHAN fundamental dari Euro terjadi ketika turnamen berlangdung di Italia pada 1986. Turnamen yang awalnya bernama The European Nation’s Cup, diganti menjadi UEFA European Football Championship.
Mereka mampu memboyong lambang supremasi sepakbola terbesar di Eropa itu. Yunani menjadi juara setelah menundukkan tuan rumah Portugal 1-0 di Lisbon, lewat gol tunggal dari Angelos Charisteas.

Euro 1972

Juara: Jerman
Runner-up: Uni Soviet
Tuan rumah: Belgia
Pencetak gol terbanyak: Gerd Muller (Germany) 4 gol

FORMAT turnamen 1972 ini, masih sama seperti format empat tahun sebelumnya. Kandidat kuat juara, Jerman dengan mudah membantai Belgia 3-0 di partai final yang di gelar di Brussels, lewat dua gol bintang Jerman Gerd Muller.
Jerman akhirnya merebut mahkota juara usai membungkam tim tangguh Uni Soviet 3-0.

Euro 1976

Juara: Cekoslovakia
Runner-up: Jerman
Tuan rumah: Yugoslavia
Pencetak gol terbanyak: Dieter Müller (Jerman) 4 gol

PUTARAN final Euro 1976 diadakan di Yugoslavia. Di partai final, Cekoslovakia berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Jerman 2-0.
Partai final kali ini diwarnai aksi diving yang dilakukan pemain Jerman, Uli Hoeness. Tapi, aksi brilian di perlihatkan kiper Ceko, Antonin Panenka dengan menggagalkan eksekusi penalti Sepp Maier.

Euro 1980

Juara: Jerman
Runner-up: Belgia
Tuan rumah: Itali
Pencetak gol terbanyak: Klaus Allofs (Jerman) 3 gol

FORMAT baru kembali diterapkan pada Euro 1980. Delapan tim maju ke putaran final di Italia. Di partai puncak, Jerman berhasil mengandaskan perlawanan Belgia 2-1, lewat dua gol yang dicetak Horst Hrubesch.

Euro 1984

Juara: Perancis
Runner-up: Spanyol
Tuan rumah: Perancis
Pencetak gol terbanyak: Michel Platini (Perancis) 9 gol

PADA Euro 1984, peringkat pertama di masing-masing grup langsung menuju babak semifinal, setelah melewati fase grup.
Di partai final, tuan rumah Perancis berhasil mengalahkan Spanyol 2-0. Kedua gol Prancis dicetak Michel Platini melalui tendangan bebas dan Bruno Bellone.

Euro 1988

Juara: Belanda
Runner-up: Uni Soviet
Tuan rumah: Jerman
Pencetak gol terbanyak: Marco van Basten (Belanda) 5 gol

PEMERINTAH Jerman menyelenggarakan Euro 1988, dengan memakai format seperti perhelatan 1984. Belanda berhasil menjadi juara, setelah mengalahkan Uni Soviet 2-0 di final. Kala itu, gol belanda lahir melalui sundulan Marco Van Basten dan Ruud Gullit.

Euro 1992

Juara: Denmark
Runner-up: Jerman
Tuan rumah: Swedia
Pencetak gol terbanyak: Henrik Larsen (Denmark), Karl-Heinz Riedle (Jerman), Dennis Bergkamp (Belanda), Tomas Brolin (Swedia) 3 gol

EURO 1992 diselenggarakan Swedia bertepatan dengan banyaknya perubahan politik di Eropa. Jerman Barat dan Jerman Timur mendeklarasikan kesatuan mereka menjadi Republik Jerman.
Kemudian Uni Soviet menyatakan kemerdekannya, serta tempat Yugoslavia yang dilanda perang di digantikan Denmark.
Ajaibnya, Denmark yang bermain tanpa beban berhasil tampil di final dan memukul Jerman 2-0 lewat go yang di ciptakan Kim Vilfort dan John Jensen.

Euro 1996

Juara: Jerman
Runner-up: Republik Ceko
Tuan rumah: Inggris
Pencetak gol terbanyak: Alan Shearer (Inggris) 5 gol

TIMBULNYA kekuatan-kekuatan baru negara Eropa Timur, membuat Euro 1996 diikuti 48 negara. Format baru mulai di jalankan, yaitu 16 tim maju ke putaran final dan terbagi menjadi empat grup.
Peringkat satu dan dua di masing-masing grup akan maju ke babak selanjutnya. Partai final terjadi antara kandidat juara Jerman dan Rep Ceska yang bertindak sebagai underdog.
Jerman berhasil menaklukkan Rep Ceska 2-1, lewat gol Oliver Bierhoff di perpanjangan waktu. Ini juga menjadi kali pertama sistem golden goal diterapkan.

Euro 2000

Juara: Perancis
Runner-up: Italia
Tuan rumah: Belgia & Belanda
Pencetak gol terbanyak: Patrick Kluivert (Belanda), Savo Milosevic (Yugoslavia) 5 gol

PERTAMA kalinya Euro berlangsung di dua negara. Belgia dan Belanda terpilih menjadi tuan rumah bersama. Partai final di turnamen mempertemukan dua kandidiat kuat juara, Italia dan Perancis.
Tim Ayam Jantan berhasil menjadi kampiun, lewat gol emas David Trezeguet saat injury time. Perancis juga berhasil mengawinkan gelar World Cup 1998 dan Euro 2000.

Euro 2004

Juara: Yunani
Runner-up: Portugal
Tuan rumah: Portugal
Pencetak gol terbanyak: Milan Baros (Republik ceska) 5 gol

PADA Euro 2004, Portugal menggelar hajatan. Perhelatan ini menghadirkan kejutan di akhir kejuaraan. Yunani bersama pelatih asal Jerman Otto Rehhagel berhasil membalikkan prediksi publik.
Mereka mampu memboyong lambang supremasi sepakbola terbesar di Eropa itu. Yunani menjadi juara setelah menundukkan tuan rumah Portugal 1-0 di Lisbon, lewat gol tunggal dari Angelos Charisteas
dari:okezone.com

SEJARAH BERDIRINYA STADION CAMP NOU

Anda dapat memberitahu banyak tentang keberhasilan atau dekadensi klub olahraga dari jenis fasilitas yang digunakannya. Dalam hal FC Barcelona, sejarah klub dapat dengan jelas dibagi menjadi tiga tahap utama.

Pada hari-hari awal, klub terus beralih antara alasan yang berbeda. Pada tahap kedua, klub itu konsolidasi dengan mencari sebuah rumah permanen di Les Corts. Dan tahap ketiga, dan pembangunan Nou Camp, mencerminkan perluasan dan keagungan klub pada skala global.

Les tua Corts tanah, diresmikan pada tahun 1922, direnovasi beberapa kali untuk menemukan ruang untuk basis penggemar yang terus tumbuh Barca's. Setelah Perang Saudara Spanyol, klub mulai menarik semakin banyak anggota setiap tahun, yang juga berarti jauh lebih besar jumlah penonton di pertandingan. Ini dukungan meningkat menjadi inspirasi bagi beberapa proyek perluasan, dari tujuan selatan (1946), tujuan utara (1950), dan kapasitas pacuan's (1944). Tapi itu menjadi terang-terangan jelas bahwa apa yang klub benar-benar perlu lakukan adalah membangun stadion benar-benar baru, dan karenanya dewan direksi dikombinasikan perbaikan ini untuk Corts Les dengan rencana untuk membuat impian stadion baru kenyataan.

Kebutuhan untuk stadion baru

Dari tahun 1948, orang lebih dan lebih tertarik pada gagasan untuk membangun landasan yang sama sekali baru, tetapi ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, dan itu perlu untuk meyakinkan pemerintah setempat bahwa stadion baru akan bisa cocok dengan rencana pada waktu untuk mengembangkan daerah atas dari Diagonal.

Hal ini sering mengatakan bahwa apa yang dewan akhirnya yakin bahwa tidak ada pilihan lain selain pembangunan landasan baru kedatangan Kubala Ladislau sekarang legendaris, salah satu pemain terbaik yang pernah muncul untuk FC Barcelona. Dan meskipun tidak ada yang meragukan bahwa Kubala menarik minat lebih dari sebelumnya dalam tim dan berarti roh klub hit tinggi baru, keputusan untuk membangun terinspirasi sama banyaknya oleh dua gelar Liga menang dalam 1947-48 dan 1948-49 , yang sebelum besar Hongaria telah menandatangani untuk klub.
Bahkan, langkah padat pertama menuju stadion baru datang pada bulan September 1950, lima belas hari sebelum memainkan pertandingan pertamanya Kubala ramah nya memakai warna baru Barca. Saat itulah presiden waktu itu, Agusti Montal y Galobart, menandatangani opsi untuk membeli sebuah situs di daerah yang dikenal sebagai La Maternidad, salah satu pilihan yang harus diambil hanya dua bulan kemudian.

Yang terjadi selanjutnya adalah masa bergolak, sebagai komisi Camp Nou memutuskan pada tanggal 9 Februari 1951 sampai mengubah lokasi stadion masa depan ke daerah di bagian atas Diagonal, dan ini menyebabkan serangkaian negosiasi steril dengan Otoritas yang tidak sepertinya tidak akan mendapatkan di mana saja. Hal itu tampaknya telah disimpan untuk baik ketika Francesc Miró-Sans memenangkan FC Barcelona pemilihan presiden pada tanggal 14 November 1953. Presiden baru adalah pendukung kuat dari gagasan untuk membangun stadion baru sesegera mungkin dan salah satu hal pertama yang dilakukannya setelah datang ke kantor pada 18 Februari 1954 adalah untuk mencari stadion di masa depan situs yang dibeli pada tahun 1950, bukan dari pada ujung atas Diagonal. Dan sebagainya, pada tanggal 28 Maret, sebelum kerumunan 60.000 fans Barca, batu pertama dari Nou Camp masa depan dibaringkan di tempat di bawah pimpinan gubernur sipil Felipe Acedo Colunga dan dengan berkat dari Uskup Agung Barcelona, Gregorio Modrego.

Pembangunan (1954-1957)

Para arsitek stadion baru Francesc Mitjans Miró, sepupu Miró-Sans, dan Josep Soteras Mauri, dengan kolaborasi Lorenzo García Barbon. Lebih dari setahun kemudian, pada 11 Juli 1955, klub menugaskan pekerjaan konstruksi untuk perusahaan SA Ingar, yang diperkirakan proyek di 66620000 peseta, mengklaim akan mengambil 18 bulan untuk menyelesaikan. Namun, stadion akhirnya akan banyak sekali biaya lebih dari perkiraan awal, akhirnya berjumlah sekitar 288 juta peseta, suatu jumlah yang akan perlu ditutupi oleh isu-isu berturut kewajiban hipotek ((100 juta peseta) dan obligasi jangka pendek (60 juta peseta). Ukuran ini berarti pembangunan stadion bisa dibiayai, tetapi akan meninggalkan klub dalam hutang yang berat selama bertahun-tahun setelah.

Pelantikan

Tanggal di mana stadion itu akan diresmikan itu September 24, 1957. Sebuah komisi khusus diselenggarakan yang bertugas untuk mengatur jenis upacara yang membuka kesempatan dibenarkan, dengan dua orang yang bertanggung jawab atas operasi: Aleix Buxeres (hubungan masyarakat) dan Nicolau Casaus (organisasi). Dalam de Salon Barcelona City Council las Crónicas, pada Sabtu 21 September, José María de Cossío, anggota Real Academia Española, dengan khidmat menyatakan perayaan peresmian stadion baru terbuka. Itu akhir pekan yang sama September, serangkaian pertandingan internasional yang dimainkan di Les Corts dan Palacio Municipal de Deportes melibatkan tim yang berbeda klub olahraga. Hari-hari akan turun dalam sejarah klub, dan mengatur kata-kata oleh penyair besar Josep M. de Sagarra dalam soneta berjudul 'Azul Grana', sedangkan lagu yang ditulis untuk menghormati stadion baru FC Barcelona, dengan Josep Badia menempatkan kata-kata musik Adolf Cabané's.

Pada hari Merce Festival 1957, kota ini dihiasi dengan warna-warna FC Barcelona. Perayaan dilanjutkan dengan diadakannya massa khidmat dan berkat dari stadion oleh Uskup Agung Barcelona, Gregorio Modrego. Paduan suara Orfeón Graciense kemudian dilakukan Handel's 'Hallelujah' sedangkan citra Perawan dari Montserrat yang ditinggikan. Kotak presiden itu penuh sesak dengan tokoh yang paling penting dari olahraga dan dunia politik masa itu, termasuk presiden klub Francesc Miró-Sans; José Solis Ruiz, sekretaris umum Gerakan, yang setara dengan pelayanan olahraga pada saat itu; José Antonio Elola Olaso, Kepala Delegasi Nasional Olahraga; Felipe Acedo, gubernur sipil dari Barcelona, dan Josep M. de Porcioles, Walikota Barcelona.

Meskipun pekerjaan di stadion itu belum lengkap, lebih dari 90.000 penonton dapat menyaksikan acara, yang dilanjutkan dengan wakil-wakil dari semua klub sepakbola utama di Catalonia memamerkan di lapangan, serta anggota tim lainnya klub olahraga dan pendukung klub. Stadion baru Anthem kemudian dilakukan dan pertandingan pertama yang dimainkan di Nou Camp menggebrak di setengah empat masa lalu di sore hari. FC Barcelona memainkan pertandingan persahabatan melawan Warsawa sisi Polandia. Baris Barca-up pertama yang pernah tampil di Nou Camp fitur: Ramallets, Olivella, Brugué, Segarra, Vergés, Gensana, Basora, Villaverde, Martínez, Kubala dan Tejada. Sebuah sebelas berbeda membawa ke lapangan di babak kedua: Ramallets, Segarra, Brugué, Gracia, Flotados, Bosch, Hermes, Ribelles, Tejada, Sampedro dan Evaristo. Barca memenangkan pertandingan 4-2 dengan gol dari Eulogio Martínez (11 menit yang mogok adalah tujuan pertama di Nou Camp), Tejada, Sampedro dan Evaristo. Pada saat setengah, 1.500 anggota Agrupación Budaya Folclórica de Barcelona menari sardana besar dan membebaskan 10.000 merpati. Dan jadi bahwa periode baru dalam sejarah FC Barcelona telah dimulai.